Rapid Test
Test kit yang saat ini banyak digunakan untuk rapid test infeksi COVID-19 adalah perangkat yang menggunakan metode lateral flow. Cara kerjanya adalah dengan mendeteksi antibodi (IgG/IgM) yang dibentuk oleh tubuh untuk melawan infeksi virus SARS-CoV-2.
Tes dengan metode lateral flow sangat cepat, tetapi hasilnya sangat bergantung kepada sistem imun pasien. Kesalahan diagnosis dalam bentuk false negative kerap terjadi jika pasien memiliki kelainan sistem imun atau sedang mengonsumsi obat yang menyebabkan penurunan aktivitas sistem imun (immunosuppressant).
Selain itu, alat uji ini sangat bergantung kepada waktu pengujian. Jika terlalu cepat, ada potensi tubuh belum menghasilkan antibodi untuk merespons infeksi COVID-19. Di sisi lain, ada kemungkinan antibodi untuk melawan virus SARS-CoV-2 masih tersisa di dalam tubuh setelah pasien sembuh.
Oleh karena itu, pemerintah menyarankan orang yang terdeteksi positif oleh rapid test kembali didiagnosis dengan tes PCR (polymerase chain reaction). Metode ini lebih akurat karena menyasar RNA virus penyebab COVID-19 di tubuh pasien.
Test Kit yang Lebih Akurat
Nusantics yang tergabung dalam TFRIC-19 bentukan BPPT mengembangkan working prototype test kit PCR yang akan diuji dan diproduksi skala besar oleh berbagai institusi seperti Bio Farma, BPPT, dan Indonesia International Institute for Life Science.
Perangkat yang sedang dikembangkan adalah test kit PCR yang mendeteksi dua gen yang dipercaya paling sensitif dalam mendeteksi infeksi virus COVID-19, yaitu gen N dan gen RdRP.
Gen N atau Nucleocapsid adalah cangkang yang melindungi inti virus Corona, sedangkan RdRP atau RNA dependent RNA Polymerase adalah gen yang digunakan oleh virus untuk mereplikasi diri setelah menginfeksi sel manusia.
Jika keduanya teruji positif, pasien terdiagnosis positif terjangkit Covid-19.